Sabtu, 28 Januari 2012

Apa Salahnya

Sudah lama aku tak lagi bercuap-cuap dengan mu. Entah seberapa lama itu, bagiku yang hobi berceloteh enam jam amatlah lama. Guyon mu dulu "Hanya sebentar, paling enam jam aku akan kembali, baik-baik di rumah." Dalam hati aku bertanya, begitu jauh ternyata perbedaan kita Mas, tapi senyum mu membuat aku adalah bayanganmu, karena engkau adalah cintaku, yang terasa sempurna karena hatimu, selalu menerima kekuranganku.

Sering ku dengar orang-orang begitu giat mengontari tentang kita, baik teman mu atau teman ku atau teman kita berdua. Jawaban mu membuat aku lega, ketika ku tanya "kenapa kita menikah Mas?"

"karena Allah Ta'ala yang telah menjodohkan kita dalam takdirNya" bisik mu.


***

Tak pernah sedikitpun kau masuk dalam kriteria standarku, begitu pun dengan dirimu. Diriku bukanlah tipe mu. Aku lebih suka pria yang disebut ikhwan, engkau lebih suka wanita yang berbody, cerdas, cantik dan tahu aturan.

Apa salahnya jika kamu lebih menyukai musik Jazz, yang dengan kebanggaan kamu ceritakan "Jazz bisa masuk dalam situasi apa pun, baik acara formal atau formal." sementara aku lebih menyukai Nasyid, yang selalu kamu bilang "ini pertama kalinya aku dengar Nasyid."

Apa salahnya jika kamu lebih menyukai jalan-jalan untuk mengisi waktu luang, sementara aku lebih memilih tidur kembali melanjutkan mimpi.

Apa salahnya jika kamu lebih menyukai masakan berbumbu banyak, berkuah dan mengandung daging-dagingan, sementara aku lebih menyukai masakan bening tanpa daging.

Nyatanya kita di sini saling tersenyum bersama, di sini. Tanpa memiliki satu daya pun untuk saling menyakiti dan melepaskan diri. Jadi tidak ada yang salah, tentang kami. Kami hanya Insan biasa yang ingin menjadi luar biasa.

"Mari berjuang bersama, untuk terus saling mencintai hingga batas kemampuan yang tak terbatas."


Perempuan yang paling mempesona adalah istri yang shalehah. Rasulullah SAW bersabda, “Apa yang dicari seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah tidak lebih baik dari seorang wanita yang sholeh, apabila diperintah suami ia mentaatinya, apabila dipandang sangat menyenangkannya, apabila disumpah ia melaksanakannya dengan jujur, dan apabila ditinggal pergi ia menjaga dirinya dan harta suaminya.”
(HR. Ibnu Majah dari Abu Umamah ra.)

Lelaki yang berpredikat lelaki terbaik adalah suami yang memuliakan istrinya

Suami yang selalu mengukirkan senyuman di wajah istrinya. Suami yang menjadi qawwam (pemimpin, pelindung) istrinya. Suami yang begitu tangguh mencarikan nafkah halal untuk keluarga. Suami yang tak lelah berlemah lembut mengingatkan kesalahan istrinya. Suami yang menjadi seorang nahkoda kapal keluarga, mengarungi samudera agar selamat menuju tepian hakiki "Surga". Dia memegang teguh firman Allah, "Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..."
(QS. At-Tahrim: 6)