Senin, 02 April 2012

Apakah aku sudah jatuh cinta padamu?

Hari ini tak sesunyi yang aku inginkan, mungkin karena aku telah menyakiti seseorang. Seseorang yang aku kagumi. Tak sengaja atau sengaja yang jelas aku sudah membuatnya kecewa hari ini.

Entah mengapa akhir-akhir ini begitu berbeda, seakan aku ingin terus menangis. Tapi apa yang harus aku tangisi, sepertinya tidak ada alasan untuk melakukan itu. Apa aku hanya kurang bersyukur, Rabbi ampunilah hambaMu ini.

***

Beri aku jawaban

Atas apa yang kutanyakan

Lewat kepolosan yang mungkin

Membuatmu kesal.

Lewat sikap yang mungkin

Membuatmu berbalik bersikap demikian

Aku mengemis akan hal itu

Lewat senyumku yang begitu getir

Lewat air mataku yang mengalir

Disudut kebingunan

Mengapa, ada apa denganku, salahkah aku

Jika aku harus berpetualang kembali mencari kesempurnaan cinta, dalam diamku.

Ku harap kau memahami kenapa aku begitu membutuhkan kesempurnaan itu,

Karena aku ingin mencintaimu dengan utuh

Tanpa syarat.

*****

Hari ini aku bahagia, aku kembali. Ya, aku harus memulainya, meninggalkan egois diri. Menatap matanya dan mengatakan “aku menyayangimu.” Dua kata yang selalu kamu bilang, “sesuatu yang luar biasa ketika kamu mengatkan itu padaku. Maafkan aku sayang, ternyata aku kurang bersyukur, terlalu memanjakan egois, dan memuja masalah sebagai hal yang luar biasa, begitu lalai memaknai hakikat kenapa Allah Ta’ala memberi episode ini dalam hidup kita, karena Ia ingin menjadikan rumah tangga kita berpondasi karang keimanan, yang apabila diuji kita bersabar dan apabila diberi nikmat kita bersyukur.

Sayangku, tataplah aku. Ku ingin katakan sesuatu padamu. “Betapa anugerah ini indah bagiku, tapi kenapa aku begitu buta untuk melihat RahmatNya. Sempurnakanlah Imanku dengan Maaf darimu.”

***

Ya, Ku tahu jawabannya aku jatuh cinta padamu

Tapi ku tak mau lagi cinta yang dulu,

Cinta yang membawa aku pada ketakutan untuk kehilanganmu

Kini telah ku temukan, bersamamu. Cinta yang saling melengkapi untuk hidup bersama.

Kau pun punya hak untuk mengkhawatirkanku,

Tak hanya aku seorang yang merasakan khawatir itu

Ketika segalanya berubah,

Dalam perjalanan cerita cinta kita

Maka kita akan terus mencintai tanpa syarat,

Mengharap Ridha dari Nya, sang Maha Cinta.

Diakhir cerita cinta kita

Setiap tetes air mata yang tertumpah

Karena marah, dan emosi

Hanya akan terasa seperti tetes embun

Di pagi buta, yang tak lama akan menguap bersama hangatnya mentari.

Hanya sejenak saja tearsa

Namun,

Tak semudah itu sayang,

Sang waktu akan menggedor-gedor kesabaran kita, untuk mengusiknya

Bertempur bersama keinginan untuk menjadi pemenang, padahal itu kekalahan yang nyata.

Karena daun akan bergucang , dan embun pun akan gugur sebelum takdirnya.

Diakhir cerita cinta kita

Suatu saat nanti

Hati kita yang akan terus berpelukan

Dalam dekap kenangan

Dalam rindu yang terinvestasi

Sebagai doa dan harapan,

Kita akan menjadi sepasang suami istri kembali dalam SyurganNya.

Untuk suami tercinta

Chairul Irsan,

“Mas, perjuangan kita belum usai. Tetap beri aku semangat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar